Harga emas kembali meraba tingkatan terendah dalam tahun 2018. Ekpestasi kenaikan suku bunga oleh Bank Setral Amerika Serikat alias Federal Reserve bikin harga emas tertekan.

Harga emas kontrak pengiriman Desember 2018 di Comex melemah 0,04 % ke tingkatan 1.232,20 dollar AS per on troi. Selama satu minggu, harga emas melemah 0,18 persen.

Harga terendah pada perdagangan intraday yakni 1.227,80 dollar AS per ons troi pada pukul 13.31 WIB. Harga emas kemarin menyentuh level terendah sejak Februari 2016.

Analis Global Kapital Investama, Alwi Assegaf mengatakan, emas yang menempuh harga terendah kemarin bukan hal yang baru. Mengingat sudah dalam sebagian bulan terakhir harga emas terus melemah. Simak juga informasi tentang harga gelang emas terbaru hari ini disini.

Menurut Alwi, ekspektasi kenaikan suku bunga oleh The Fed yang semakin tinggi membuat pemodal meninggalkan emas.

"Posisi emas yakni aset yang tidak menciptakan bunga, dengan adanya ekspektasi kenaikan bunga pelaku pasar malah lebih memilih dollar," kata dia.

Apalagi Amerika Serikat baru-baru ini merilis data ekonomi yang dianggap bagus. Sehingga, ekspektasi kenaikan suku bunga yang kemungkinan masih dua kali di tahun ini semakin tinggi kepada dollar Amerika Serikat.

Kian menguat dollar AS, maka emas akan kian tertekan. Berdasarkan Alwi, tidak heran apabila emas suatu dikala akan meraba level 1.210 dollar AS per ons troi. Kalaupun harga semakin rendah, emas akan ada kemungkinan mengalami rebound.

Secara teknikal, Alwi memandang harga emas masih berada di MA 10 55. MACD berada di area negatif dan menunjukan indikasi oversold. Indikator stochastic berada di zona 20 dan memberikan sinyal bullish kemungkinan penurunan masih terbatas dan RSI sudah menunjukan divergent.

Alwi merekomendasikan sell on strength dengan range harga 1.211-1.237 dollar AS per ons troi untuk perdagangan hari ini. Sepekan, dia memperkirakan harga emas akan berada di 1.200-1.265 dollar Amerika Serikat per ons troi.

Hal senada juga dikatakan analis Monex Investindo Futures, Faisyal. Dia berpendapat pemicu pelemahan emas ialah penguatan dollar Amerika Serikat. "Adanya ekspektasi kenaikan suku bunga yang menunjang harga emas melemah," kata Faisyal.

Menurutnya, harga emas memang masih berpotensi melemah seandainya dipandang dari popularitasnya. Rapat pertemuan FOMC yang dijadwalkan pekan ini juga menjadi perhatian pelaku pasar. Sebab para pelaku pasar, ucapnya, akan memandang sinyal yang diberi mengenai kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika (The Fed). Faisyal memandang dollar AS masih berpotensi menguat sehingga emas akan kian tertekan.

"Jika tidak ada kenaikan bunga, dollar AS masih akan konsisten menguat," ujarnya.

Data ekonomi yang membaik jadi penopang penguatan mata uang dollar Amerika Serikat. Satu-satunya sistem untuk mengangkat harga emas ketika ini yakni sekiranya perang dagang Amerika Serikat-China kembali memanas. Dikala pelaku pasar kembali ke emas, harga kemungkinan bisa kembali naik.

Secara teknikal, Faisyal memperhatikan harga emas berada di bawah MA 50 MA100 MA200. MACD berada di jenjang negatif 1,649. Indikator stochastic berada di tahapan 38,32 dan RSI di tingkatan 41,13. Faisyal merekomendasikan sell on rally untuk emas dengan proyeksi harga 1.212-1.228 dollar per ons troi. Selama sepekan ia memberikan jangka harga 1.200-1.252 dollar Amerika Serikat per ons troi.